PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN BAHASA”
KELOMPOK 12
DOSEN : Dr. AZIZAH HUSEIN MPd
DRA.
WALAMA ISHAK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Perkembangan bahasa”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam membantu penyusunan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bisa
disempurnakan untuk ke depan nya.
Indaralaya, Januari 2014
Kelompok
12
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................................
Daftar isi......................................................................................................................................
Bab I
Pembahasan
1.1 Latar belakang.........................................................................................................................
1.2 Rumusan
masalah....................................................................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................................................................
Bab II
Isi
2.1 Pengertian
bahasa....................................................................................................................
2.2 Sistem aturan
bahasa................................................................................................................
2.3 Bagaimana perkembangan bahasa............................................................................................
-
2.3.1 Perkembangan bahasa
anak..................................................................................
-
2.3.2 Penggunaan bahasa
remaja...................................................................................
2.4 Pengaruh biologis dan
lingkungan.............................................................................................. -Pengaruh
biologis................................................................................................................ -Pengaruh
lingkungan...........................................................................................................
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi
bahasa................................................................................
2.6 Pengaruh Kemampuan
Berbahasa Terhadap Kemampuan
Berpikir...........................................
2.7 Perbedaan Individual dalam
Kemampuan dan Perkembangan Bahasa.....................................
2.8 Upaya pengembangan kemampuan
bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan
pendidikan...........................................................................................................
Bab III
Penutup
Kesimpulan......................................................................................................................................
Saran................................................................................................................................................
Daftar pustaka................................................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN
1.1
Latar Belakang
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa
merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif
sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak
seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa
diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan
bahasa seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa
arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat
sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang
kompleks sesuai dengan tingkat prilaku sosial.
Oleh karena itu dari kalimat diatas penulis akan mengangkat apa itu
pekembangan bahasa, karakter perkembangan bahasa dan faktor-faktor yang
mempengaruhi bahasa.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Perkembangan bahasa
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa
3.
Bagaimana upaya dalam pengembangan bahasa
1.3
Tujuan
1.
Mengklasifikasikan perkembangan bahasa dan peserta didik
2.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Peserta
Didik di Universitas Sriwijaya
3.
Menjelaskan lebih rinci apa yang dimaksud perkembangan
bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif,
yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih
sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu
memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju kebahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh
lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan.
Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, “meniru” dan
“mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal.
Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum dan mengulang menirukan dengan
memperjelas arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata
dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarkannya. Manusia dewasa (terutama ibunya)
disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya
baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, diasaat anak mulai sekolah.
Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan,
tertulis maupun dengan tanda-tanda isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikas
disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami
orang lain.
2.2 Sistem aturan bahasa
Ketika penulis Amerika abad ke-19 Ralph Waldo Emerson
berkata, “Dunia dalam tatanan dan atom-atom yang bergerak selaras,” ia pasti
memikirkan bahasa. Bahasa sangat teratur dan terorganisasi. Organisasi ini
meliibatkan lima sistem pengaturan, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik dan pragmatik.
Fonologi adalah
sistem bunyi bahasa, termasuk bunyi dan bagaimana mereka dapat dikombinasikan.
Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki gugus kunsonan spr seperti dalam
spring, tetapi tidak ada kata yang dimulai dengan gugus rsp. Fonologi
memberikan landasan untuk membangun
serangkaian besar dan semakin besar bahasa dari dua atau tiga lusin fonem.
Fonem adalah unit dasar bunyi dalam bahasa ; merupakan unit terkecil bunyi yang
mempengaruh makna.
Morfologi mengacu
pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Sebuah morfem adalah unit minimal makna yang
merupakan kata-kata atau bagian kata yang
tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang lebih
bermakna. Aturan morfologi menjelaskan betapa berartinya unit (morfem) dapat
dikombinasikan dalam kata-kata.
Sintaksis
melibatkan bagaimana
kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima.
Semantik
mengacu pada makna
semantik kata-kata dan kalimat. Setiap kata , memiliki seperangkat elemen
semantik yang membutuhkan atribut yang terkait dengan makna. Kata-kata memiliki
makna sematik bagaimana mereka dapat digunakan dalam kalimat.
Pragmatik
adalah penggunaan
percakapan yang tepat dan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan bahasa
secara efektif dalam konteks.
2.3 Bagaimana bahasa berkembang
Menurut sejarawan kuno, Kaisar Jerman Fredrich II
mendapat ide kejam pada abad ke 13. Ia ingin tahu bahasa apa yang diucapkan
anak-anak jika tidak seorang pun yang berbicara dengan mereka. Ia memlih
beberapa bayi yang baru lahir dan
mengancam pengasuh mereka dengan kematian jika mereka berbicara dengan bayi.
Fredrich tidak pernah tau bahasa apa yang diucapkan anak-anak karena mereka
semua meninggal. Hari ini kita masih ingin mengetahui perkembangan bahasa bayi
danga eksperimen dan observasi yang manusiawi daripada eksperimen Fredrich yang
jahat.
2.3.1 Perkembangan bahasa pada masa bayi sampai anak-anak
Berikut adalah pencapaian penting dari perkembangan bahasa
-
Mengenali bunyi bahasa.
Jauh sebelum mengenali
kata-kata, bayi dapat membuat perbedaan antara bunyi bahasa (panneton,
Mcllreavy, dan Buchlar, 2008). Dalam penelitian Patricia Kuhl (1993, 2000,
2007, 2009), fonem dari bahasa diseluruh dunia disalurkan melalui pengeras
suara (speaker) agar didengar bayi.
Sebuah kotak dengan mainan beruang didalamnya ditempatkan pada posis yang
memungkinkan bayi untuk dapat melihatnya. Seuntai suku kata identik dimainkan,
kemudian suku kata tersebut dimodifikasi. Jika bayi memalingkan kepalanya
ketika suku kata diubah, maka kotak menyala dan beruang menari serta membuat
suara ketukan, dan bayi diberi imbalan karena telah memperhatikan perubahan
tersebut. Penelitian Kuhl (2007, 2009) telah menunjukanbahwa dari lahir hingga
sekitar usia 6 bulan, bayi adalah “warga dunia” : mereka hampir selalu
mengenali perubahan suara, tidak peduli apapun bahasa asal suku kata tersebut.
Akan tetapi 6 bulan berikutnya, bayi dapat menjadi lebih baik dalam mengamati
perubahan suara dari bahasa mereka sendiri, bahasa yang diucapkan orangtua
mereka, dan mereka secara bertahap kehilangan kemampuan untuk mengenali
perbedaan yang tidak penting dalam bahasa mereka sendiri.
-
Mengoceh dan vokalisasi.
Jauh sebelum bayi
mengenali kata-kata, mereka menghasilkan sejumlah vokalisasi (Menn &
Stoel-Gammon, 2009: Sachs, 2009). Fungsi vokalisasi awal ini adalah untuk
berlatih membuat suara, berkomunikasi, dan menarik perhatian. Bunyi suara bayi
melalui urutan berikut selama tahun pertama yaitu : menangis, mendekut (untuk mengerkspresikan kesenangan selama
interaksi) dan mengoceh.
-
Gerak isyarat.
Bayi mulai menggunakan
isyarat, sepert menunjukan dan menunjuk, pada usia 8-12 bulan.
-
Kata-kata pertama.
Anak-anak memahami
kata-kata pertama mereka lebih awal daripada mereka mengucapkan. Diawal usia 5
bulan, bayi mengenali nama mereka ketika seseorang menyebutnya. Secara
rata-rata, bayi memahami sekitar 50 kata pada usia 13 bulan, tetapi mereka
tidak dapat mengucapkan kata-kata sebanyak itu hingga sekitar usia 18 bulan
(Menyuk, Liebergot, & Schultz. 1995). Dengan demikian, kosakata reseptif pada masa bayi (kata-kata yang dipahami
anak-anak) secara signifikan melebihi kosakata
yang diucapkan (kata-kata yang digunakan anak)
-
Ujaran dua kata.
Pada saat berusia 18-24 bulan, anak-anak biasanya
mengucapkan ujaran dua kata untuk menyampaikan makna dengan hanya dua kata,
anak-anak sangat bergantung pada sikap, nada, dan konteks. Perhatkan bahwa
ujaran dua kata menghilangkan banyak bagian ucapan dan sangat padat. Bahkan,
dalam setiap bahasa, kombinasi pertama kata-kata pada anak-anak memliki
kualitas ekonomis ; kombinasi kata-kata pertama tersebut adalah menyerupai telegram (ringkas). Ucapan ringkas
adalah penggunaan kata-kata konten tanpa penanda gramitikal.
Beberapa ahli juga mengungkapkan pendapat mengenai
perkembangan anak
a.
Menurut Yusuf ada dua tipe perkembangan bahasa anak :
1.
Egosentric speech, yaitu perkembangan bahasa yang terjadi
ketika anak anak berbicara pada dirinya sendiri. Fungsi masa ini untuk
mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umunya yang pada umunya
dilakuakan oleh anak usia 2-3 tahun
2.
Socialied speech yaitu perekmbangan bahasa anak yang
terjadi terjadi berlangsung kontak dengan temannya atau lingkungannya. Fungsi
masa ini adalah untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial. Masa ini
dibagi menjadi 5 bentuk:
a)
Adapted information. Terjadi saling tukar gagasan atau
adanya tujuan bersama yang dicari
b)
Critism. Yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan
atau tingkah laku orang lain
c)
Comman atau perintah, request atau permintaan dan threat
atau ancaman
d)
Question atau petanyaan
e)
Answer atau jawaban
b.
Menurut Mubin
Menurut Mubin, membagi perkembangan bahasa bayi dalam
rentangan minggu kebulan. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
a.
4 minggu : tangisan ketidaksenangan
b.
12 minggu : mendengar bunyi vocal
c.
20 minggu : menyatakan ocehan pertama
d.
6 bulan :
memperlihatkan ocehan yang lebih bak
e.
12 bulan : ocehan meliputi nyanyian atau inonasi bahasa
f.
18 bulan : mengucapkan kosakata antara 3-50 kata
g.
25 bulan : mengucapkan kosakata antara 50-300 kata
c.
Menurut Agus Sujanto
Agus Sujanto, membagi perkembangan kemampuan berbahasa
anak menjadi 4 masa yaitu :
a.
Masa pertama (umur 1-1,6 bulan)
Masa ini terjadi ketika seorang anak menirukan kata
yang diucapkan oleh anggota keluarganya
b.
Masa kedua (umur 1,6-2 tahun)
Pada masa ini kemampuan berjalan anak makin banyak melihat
segala sesuatu dan ingin mengetahui namanya. Rasa ingin tahu anak harus
disikapi dengan arif dan bijaksana. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
anak dan dijawab dengan benar makin
banyaklah anak mengenal benda-benda dengan nama sebenarnya
c.
Masa ketiga (umur 2-2,5 tahun)
Pada masa ini anak telah nampak sempurna dalam
menyusun kata-kata
d.
Masa keempat (umur 2,6 tahun sampai seterusnya)
Pada masa in keinginan anak untuk mengetahui segala
sesuatu semakin bertambah. Kreatifitas anak dalam bertanya tidak boleh disikapi
dengan sinis, orangtua yang bak harus menyikapi kreatifitas ini dengan arif dan
bijaksana. Itulah yang dapat melahirkan sikap dan prilaku untuk selalu
menghargai kreatifitas bertanya anak, sehingga dengan cara demikian anak akan
makin cakap menggunakan bahasanya, makin banyak pengetahuannya, makin laju
berpikirnya, sehingga perkembangannya tidak mengalami hambatan.
Tugas-tugas dalam perkembangan bahasa anak
Menurut Gunarsa ada 4 tugas yang diperhatikan dalam
perkembangan anak yaitu :
1.
Pemahaman yaitu kemampuan memahami mkana ucapan orang
lain
2.
Pengembangan pembendaharaan kata
3.
Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4.
Ucapan, yaitu merupakan hasil belajar melalui imitasi
terhadap suara-suara yang didengar oleh anak dari orang lain
2.3.2 Penggunaan Bahasa pada Remaja
Bahasa remaja adalah
bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan demikian bahasa
remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan
keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan
sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam
keluarga atau bahasa itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan
diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri
khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan
kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar
disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan
yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan
memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga
secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang
berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi,
bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan
pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem
terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan
yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan
bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal
ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan
tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah
atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan,
dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya
memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif
dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik
Disamping
merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, munculnya penggunaan bahasa gaul juga
merupakan ciri dari perkembangan psikososial
remaja. Menurut Erikson (1968), remaja memasuki tahapan psikososial yang
disebut sebagai identity versus role
confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas. Remaja
ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang
terlepas dari dunia anak-anak maupun
dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan
bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas
independensi mereka dari dunia orang
dewasa dan anak-anak.
2.4 Pengaruh biologis dan lingkungan
Kita telah membahas
sejumlah tonggak bahasa pada masa bayi. Namun apa yang membuat kemajuan yang
luar biasa ini mungkin terjadi? Setiap orang menggunakan bahasa “tahu” aturan
dan memiliki kemampuan untuk menciptakan kata-kata dan kalimat dalam jumlah
tidak terbatas.
2.4.1 Pengaruh biologis
Beberapa ahli bahasa melihat kesamaan yang luar biasa
dalam cara anak mendapatkan bahasa diseluruh dunia, sebagai bukti kuat bahwa
bahasa memilki dasar biologis. Ada bukti bahwa area tertentu dari otak
cenderung digunakan untuk bahasa. Dua area yang terlibat dalam bahasa pertama
kali ditemukan dalam penelitian individu yang mengalami kerusakan otak, yaitu
area Broca (Broca’s area), suatu area di lobus frontal otak bagian kiri yang
terlibat dalam memproduksi kata-kata dan area wernicke (wernicke’s area),
sebuah area dibelahan otak kiri yang terlibat dalam pemahaman bahasa. Kerusakan
pada salahsatu area menghasilkan jenis-jenis afasia yang merupakan kehilangan
pemerosesan bahasa. Kerusakan pada area Broca mengalami kesulitan memproduksi
kata-kata dengan benar, sedangkan kerusakan pada area Wernicke memiliki
pemahaman yang buruk dan sering menghasilkan ucapan yang tidak dimengerti.
2.4.2 Pengaruh lingkungan
Pandangan prilaku tidak lagi dianggap sebagai penjelasan
yang layak mengenai bagaimana anak memperoleh bahasa. Namun, banyak penelitian
yang menggambarkan bagaimana pengalaman lingkungan hidup anak-anak mempengaruhi
kemampuan bahasa mereka. Bahasa tidak dipelajari dalam ruang hampa sosial.
Sebagian besar anak terselubung dalam bahasa sejak usia yang sangat dini, dukungan
serta keterlibatan pengasuh dan guru sangat memfasilitasi pembelajaran bahasa
anak.
Secara khusus para peneliti menemukan bhawa perkembangan
kosakata anak-anak terkait dengan status sosio-ekonomi keluarga dan jenis
pembicaraan orangtua dengan anak-anak mereka.
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara,
kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan
mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda
dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya
bahasa dipelajari dari lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti
kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.
3. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu
pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan
seseorang anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat
ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda
dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan
perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak
terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi,
seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangan alam berbahasa.
2.6 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan
Berpikir
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif
yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan
masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin
bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memaham lingkungan maka bahsa
mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju bahasa yang
kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena
bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan anak (bayi)
belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil
yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi belajar menambah
kata-kata dengan mendengar bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa
(terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa
yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun,
disaat anak mulai bersekolah.
Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik denagan alat komunikasi denagan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan alat-alat komunikasi
disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami oleh
orang lain.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama
lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun
kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya
berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang
menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan
orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu
merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa
akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan
persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil
proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemprosesan
pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa
Didalam segi berfikir anak berada pada tahap
praoperasional dan egosentris. Berikut adalah laju perkembangan berpikir anak:
a.
Diusia 1.5 tahun anak dapat menyusun pendapat positif
b.
Usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat positif dan
negatif
c.
Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat :
kritikan, keragu-raguan dan menarik kesimpulan analogi
2.7 Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan
Bahasa
Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah
memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain,
faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi
perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang
mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan
bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai
korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ
menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan
mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka
berpikir.
Bahasa berkembang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan merupakan
pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan
proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula
kemampuan dan perkembangan bahasanya.
2.8 Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan
implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya,
baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan
strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan
kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran
yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid
sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang
pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa
murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa
lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita
murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk
langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih
komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola
bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri,
baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam
penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam
bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan
di sekolah maupun dirumah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
-
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan,
tertulis maupun dengan tanda-tanda isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikas
disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami
orang lain.
-
Dalam perkembangan bahasa terdapat dua pengaruh yaitu
pengaru biologis dan pengaruh lingkungan
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahas,
yaitu:
1. Umur
anak
2. Kondisi
lingkungan
3.
Kecerdasan anak
4. Status
sosial ekonomi keluarga
5.
Kondisi fisik
-
Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan
implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan : Pertama, anak perlu melakukan
pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata
dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Kedua, berdasar hasil
identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan
perbendaharaan bahasa lingkungan yang
telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru.
-
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian
secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan
bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa
masing-masing.
Saran
Saran dari kelompok lain sangat kami
butuhkan utuk memotivasi kami selanjutnya, dan
kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca
makalah ini yang telah berkenan
membaca makalah ini, khususnya mahasiswa mahasiswi yang mempelajari makalah
ini.
Mungkin
makalah ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak
kesalahan di sana sini.
Untuk
itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang setulus-tulusnya dan juga kami memohon kritik serta
sarannya yang bersifat membangun.
Daftar pustaka
Sunarto dan Agung
Hartono. (2008) Perkembangan peserta
didik, Jakarta: Rineka Cipta.
Santrok, Jhon W. (2011).
Masa perkembangan anak- Children,
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Chandra
Bimantara(2013). Tugas Perembangan Peserta Didik “Perkembangan Bahasa”. From tempatkubreksperesi.blogspot.com/2013/02/tugas-perkembangan-peserta-didik.html?=1.
05 April 2014
Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta didik. Bandung: Alfabeta
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Rosda
kalo mau copas izin dulu ya, ini materinya aku bikin sendirian, dengan cucuran keringat dan melelahkan *kok jadi berlebihan gitu :D
oh ya, ini tulisan perdana loh :)
salam kenal aja untuk yang mau buka blog saya :)