Sabtu, 06 September 2014

pengantar manajemen

ini aku share lagi materi kuliah, ini makalah ala kami loh.
berbagi ilmu itu indah loh , dan semoga makalahnya bisa bermanfat untuk kita semua :)
amin :)



MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN
PERENCANAAN






KELOMPOK 3

JURUSAN  :         PENDIDIKAN EKONOMI











A.   Konsepsi dasar
Pengertian Perencanaan
Dalam ilmu menejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut :
“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk menc“apai tujuan perusahaan secara menyeluruh.”

Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan beberapa aspek yakni :
1.      Penentuan tujuan yang akan dicapai.
2.      Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
3.      Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternative yang dipilih.

Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaansumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.



B.   Proses perencanaan
Menurut Louis A. Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir kedepan dan mengambil keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang dimaksud :
1.      Prakiraan (forecasting)
 Perkiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan/ memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2.      Penetapan tujuan (establishing objective)
Penetapan tujuan merupakan suatuaktivitas yang menetapkan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
3.      Pemrograman
Pemrograman merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
1)      Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan
2)      Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah
3)      Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah
4.      Penjadwalan
Adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5.      Peranggaran
Adalah suatu aktivitas yang membuat pernyataan tentang sumberdaya keuangan yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6.      Pengembangan prosedur
Merupakan suatu aktivitas  menormalisasikan cara, tehnik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
7.      Penetapan dan intrepretasi kebijakan
Adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para bawahannya akan bekerja.

C.   Pembagian Perencanaan
Pada umumnya perencanaan memiliki dua fungsi ;
1.      Menetapkan tujuan yang akan dicapai pada hirarki yang lebih rendah;
2.      Sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hirarki lebih tinggi berikutnya

Stoner dan Wankel (1986 : 189) mengklasifikasikan rencana menjadi dua jenisutama,yaitu :
1. Rencana strategis ( strategic plan)
Rencana ini dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang luas, yaitu untuk melaksanakan misi yang merupakan satu-satunya alasan kehadiran organisasi tersebut.
2.      Rencana operasional ( operational plan)
Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana strategis dilaksanakan. Rencana operasional terdiri atas rencana sekali pakai dan rencana tetap.


D.   Teori Perencanaan
Teori perencanaan menurut Hudson yaitu :
1. Teori Sinoptik
Teori menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi.
2. Teori Incemental
Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan. 
3. Teori Transactive
Teori ini menitikberatkan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori Advocacy
Teori ini menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari  pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy =mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan. Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya persamaannya:
·         Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
·         Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
·         Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
·         Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

E.     Efektivitas Perencanaan
Efektifitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar. Efektivitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Manajaer yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan.
Terdapat dua hambatan utama terhadap pengembangan rencana yang efektif :
1) penolakan dari dalam diri perencana terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk memecahkannya
2) keenggananan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana Karena perubahan yang akan ditimbulkannya

F.    Model Perencanaan Rasional
             1.Model PERT dan CPM
             a) PERT
            Merupakan salah satu teknik manajemen yang tidak dapat sepenuhnya memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para manajer. Akan tetapi, PERT membantu seorang manajer untuk menyadari permasalahan yang dihadapinya, pemecahannya yang bersifat realistis, serta kekuatan dan kelemahannya menilai seluruh faktor dan pertimbangannya yang berhubungan dengan yang berhubungan dengan keputusan yang telah diambil .
b) CPM
            adalah akronim Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis (MJK) adalah suatu teknik perencanaan dan pengendalian yang digunakan dalam proyek yang memiliki data biaya dari masa lampau.
2. Model Biaya manfaat (Cost-Benefit Model)
            Merupakan metode matematis yang menunjukan serta mengukur manfaat dan biaya ekonomis suatu proyek atau program.
3.Model Masukan Keluaran (Input Output Model)
Menurut Hufscmidt, dkk, (1983) ; Dixon dan Hufschmidt (1986) model ini didasarkan pada kenyataannyabahwa dalam sistem ekonomi modern, kegiatan poduksi sangat berhubungan satu dengan lainnya. Masing-masing kegiatan memproduksikan, berprilaku ganda ; pertama sebagai pemasok yang menjual hasilnya pada industri lain dan pada pembeli akhir ; kedua, sebagai pembeli masukan, yang membeli hasil kegiatan memproduksikan yang lain, juga keterampilan kerja, jasa modal, sumber daya alam, lahan, keahlian manajarial, dan bahan impor. Nilai hasil terdiri atas nilai bahan dan jasayang dibeli dari sektor lain ditambah nilai masukan primer yang dipakai langsung dalam proses produksi.


KESIMPULAN
Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.
Proses perencanaan meliputi : prakiraan, penetapan tujuan, pemerograman, penjadwalan, penganggaran, pengembangan prosedur serta penetapan dan penafsiran kebijakan.
Rencana dibagi dua yaitu : rencana strategis dan rencana operasional
Perencanaan memiliki dua fungsi ;
3.      Menetapkan tujuan yang akan dicapai pada hirarki yang lebih rendah;
4.      Sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hirarki lebih tinggi berikutnya.









SUMBER BACAAN
http://studimanajemen.blogspot.com/2012/10/teori-perencanaan.html
Siswanto,H.B.2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara



materi kuliah perkembangan peserta didik

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“PERKEMBANGAN BAHASA”




KELOMPOK 12


DOSEN  :       Dr. AZIZAH HUSEIN MPd
                             DRA. WALAMA ISHAK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014




Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perkembangan bahasa”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah  ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam membantu penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bisa disempurnakan untuk ke depan nya.
                         




Indaralaya, Januari  2014


                                                                                                Kelompok 12





DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................................
Daftar isi......................................................................................................................................
Bab I
Pembahasan
1.1 Latar belakang.........................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................................
Bab II
Isi
2.1 Pengertian bahasa....................................................................................................................
2.2  Sistem aturan bahasa................................................................................................................

2.3  Bagaimana perkembangan bahasa............................................................................................
-          2.3.1 Perkembangan bahasa anak..................................................................................
-          2.3.2 Penggunaan bahasa remaja...................................................................................
2.4 Pengaruh biologis dan lingkungan..............................................................................................  -Pengaruh biologis................................................................................................................        -Pengaruh lingkungan...........................................................................................................
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa................................................................................
2.6 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir...........................................
2.7 Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa.....................................
2.8 Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan...........................................................................................................
Bab III
Penutup
Kesimpulan......................................................................................................................................
Saran................................................................................................................................................
Daftar pustaka................................................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN

1.1           Latar Belakang
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat prilaku sosial.
Oleh karena itu dari kalimat diatas penulis akan mengangkat apa itu pekembangan bahasa, karakter perkembangan bahasa dan faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa.
1.2           Rumusan Masalah
1.      Perkembangan bahasa
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa
3.      Bagaimana upaya dalam pengembangan bahasa

1.3           Tujuan
1.      Mengklasifikasikan perkembangan bahasa dan peserta didik
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Peserta Didik di Universitas Sriwijaya
3.      Menjelaskan lebih rinci apa yang dimaksud perkembangan bahasa

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa
            Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju kebahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum dan mengulang menirukan dengan memperjelas arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarkannya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, diasaat anak mulai sekolah.
            Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan, tertulis maupun dengan tanda-tanda isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikas disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.   


2.2 Sistem aturan bahasa
          Ketika penulis  Amerika abad ke-19 Ralph Waldo Emerson berkata, “Dunia dalam tatanan dan atom-atom yang bergerak selaras,” ia pasti memikirkan bahasa. Bahasa sangat teratur dan terorganisasi. Organisasi ini meliibatkan lima sistem pengaturan, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik.
            Fonologi adalah sistem bunyi bahasa, termasuk bunyi dan bagaimana mereka dapat dikombinasikan. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki gugus kunsonan spr seperti dalam spring, tetapi tidak ada kata yang dimulai dengan gugus rsp. Fonologi memberikan landasan untuk  membangun serangkaian besar dan semakin besar bahasa dari dua atau tiga lusin fonem. Fonem adalah unit dasar bunyi dalam bahasa ; merupakan unit terkecil bunyi yang mempengaruh makna.
            Morfologi mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Sebuah morfem adalah unit minimal makna yang merupakan kata-kata atau bagian kata yang  tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang lebih bermakna. Aturan morfologi menjelaskan betapa berartinya unit (morfem) dapat dikombinasikan dalam kata-kata.
            Sintaksis melibatkan bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa dan kalimat yang dapat diterima.
            Semantik mengacu pada makna semantik kata-kata dan kalimat. Setiap kata , memiliki seperangkat elemen semantik yang membutuhkan atribut yang terkait dengan makna. Kata-kata memiliki makna sematik bagaimana mereka dapat digunakan dalam kalimat.
            Pragmatik adalah penggunaan percakapan yang tepat dan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan bahasa secara efektif dalam konteks.


2.3 Bagaimana bahasa berkembang
            Menurut sejarawan kuno, Kaisar Jerman Fredrich II mendapat ide kejam pada abad ke 13. Ia ingin tahu bahasa apa yang diucapkan anak-anak jika tidak seorang pun yang berbicara dengan mereka. Ia memlih beberapa bayi yang baru lahir  dan mengancam pengasuh mereka dengan kematian jika mereka berbicara dengan bayi. Fredrich tidak pernah tau bahasa apa yang diucapkan anak-anak karena mereka semua meninggal. Hari ini kita masih ingin mengetahui perkembangan bahasa bayi danga eksperimen dan observasi yang manusiawi daripada eksperimen Fredrich yang jahat.
           
2.3.1 Perkembangan bahasa pada masa bayi sampai anak-anak
Berikut adalah pencapaian penting dari perkembangan bahasa
-          Mengenali bunyi bahasa. 
Jauh sebelum mengenali kata-kata, bayi dapat membuat perbedaan antara bunyi bahasa (panneton, Mcllreavy, dan Buchlar, 2008). Dalam penelitian Patricia Kuhl (1993, 2000, 2007, 2009), fonem dari bahasa diseluruh dunia disalurkan melalui pengeras suara (speaker) agar didengar bayi. Sebuah kotak dengan mainan beruang didalamnya ditempatkan pada posis yang memungkinkan bayi untuk dapat melihatnya. Seuntai suku kata identik dimainkan, kemudian suku kata tersebut dimodifikasi. Jika bayi memalingkan kepalanya ketika suku kata diubah, maka kotak menyala dan beruang menari serta membuat suara ketukan, dan bayi diberi imbalan karena telah memperhatikan perubahan tersebut. Penelitian Kuhl (2007, 2009) telah menunjukanbahwa dari lahir hingga sekitar usia 6 bulan, bayi adalah “warga dunia” : mereka hampir selalu mengenali perubahan suara, tidak peduli apapun bahasa asal suku kata tersebut. Akan tetapi 6 bulan berikutnya, bayi dapat menjadi lebih baik dalam mengamati perubahan suara dari bahasa mereka sendiri, bahasa yang diucapkan orangtua mereka, dan mereka secara bertahap kehilangan kemampuan untuk mengenali perbedaan yang tidak penting dalam bahasa mereka sendiri.
-          Mengoceh dan vokalisasi.
Jauh sebelum bayi mengenali kata-kata, mereka menghasilkan sejumlah vokalisasi (Menn & Stoel-Gammon, 2009: Sachs, 2009). Fungsi vokalisasi awal ini adalah untuk berlatih membuat suara, berkomunikasi, dan menarik perhatian. Bunyi suara bayi melalui urutan berikut selama tahun pertama yaitu : menangis, mendekut  (untuk mengerkspresikan kesenangan selama interaksi) dan mengoceh.
-          Gerak isyarat.
Bayi mulai menggunakan isyarat, sepert menunjukan dan menunjuk, pada usia 8-12 bulan.           
-         Kata-kata pertama.
Anak-anak memahami kata-kata pertama mereka lebih awal daripada mereka mengucapkan. Diawal usia 5 bulan, bayi mengenali nama mereka ketika seseorang menyebutnya. Secara rata-rata, bayi memahami sekitar 50 kata pada usia 13 bulan, tetapi mereka tidak dapat mengucapkan kata-kata sebanyak itu hingga sekitar usia 18 bulan (Menyuk, Liebergot, & Schultz. 1995). Dengan demikian, kosakata reseptif pada masa bayi (kata-kata yang dipahami anak-anak) secara signifikan melebihi kosakata yang diucapkan (kata-kata yang digunakan anak) 
-         Ujaran dua kata.
Pada saat berusia 18-24 bulan, anak-anak biasanya mengucapkan ujaran dua kata untuk menyampaikan makna dengan hanya dua kata, anak-anak sangat bergantung pada sikap, nada, dan konteks. Perhatkan bahwa ujaran dua kata menghilangkan banyak bagian ucapan dan sangat padat. Bahkan, dalam setiap bahasa, kombinasi pertama kata-kata pada anak-anak memliki kualitas ekonomis ; kombinasi kata-kata pertama tersebut adalah menyerupai telegram (ringkas). Ucapan ringkas adalah penggunaan kata-kata konten tanpa penanda gramitikal.
            Beberapa ahli juga mengungkapkan pendapat mengenai perkembangan anak
a.       Menurut Yusuf ada dua tipe perkembangan bahasa anak :
1.      Egosentric speech, yaitu perkembangan bahasa yang terjadi ketika anak anak berbicara pada dirinya sendiri. Fungsi masa ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umunya yang pada umunya dilakuakan oleh anak usia 2-3 tahun
2.      Socialied speech yaitu perekmbangan bahasa anak yang terjadi terjadi berlangsung kontak dengan temannya atau lingkungannya. Fungsi masa ini adalah untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial. Masa ini dibagi menjadi 5 bentuk:
a)      Adapted information. Terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari
b)      Critism. Yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain
c)      Comman atau perintah, request atau permintaan dan threat atau ancaman
d)      Question atau petanyaan
e)      Answer atau jawaban

b.      Menurut Mubin
Menurut Mubin, membagi perkembangan bahasa bayi dalam rentangan minggu kebulan. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
a.       4 minggu : tangisan ketidaksenangan
b.      12 minggu : mendengar bunyi vocal
c.       20 minggu : menyatakan ocehan pertama
d.      6 bulan  : memperlihatkan ocehan yang lebih bak
e.       12 bulan : ocehan meliputi nyanyian atau inonasi bahasa
f.       18 bulan : mengucapkan kosakata antara 3-50 kata
g.      25 bulan : mengucapkan kosakata antara 50-300 kata

c.       Menurut Agus Sujanto
Agus Sujanto, membagi perkembangan kemampuan berbahasa anak menjadi 4 masa yaitu :
a.       Masa pertama (umur 1-1,6 bulan)
Masa ini terjadi ketika seorang anak menirukan kata yang diucapkan oleh anggota keluarganya
b.      Masa kedua (umur 1,6-2 tahun)
Pada masa ini kemampuan berjalan anak makin banyak melihat segala sesuatu dan ingin mengetahui namanya. Rasa ingin tahu anak harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak dan dijawab dengan benar  makin banyaklah anak mengenal benda-benda dengan nama sebenarnya
c.       Masa ketiga (umur 2-2,5 tahun)
Pada masa ini anak telah nampak sempurna dalam menyusun kata-kata
d.      Masa keempat (umur 2,6 tahun sampai seterusnya)
Pada masa in keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatu semakin bertambah. Kreatifitas anak dalam bertanya tidak boleh disikapi dengan sinis, orangtua yang bak harus menyikapi kreatifitas ini dengan arif dan bijaksana. Itulah yang dapat melahirkan sikap dan prilaku untuk selalu menghargai kreatifitas bertanya anak, sehingga dengan cara demikian anak akan makin cakap menggunakan bahasanya, makin banyak pengetahuannya, makin laju berpikirnya, sehingga perkembangannya tidak mengalami hambatan.

Tugas-tugas dalam perkembangan bahasa anak
           
            Menurut Gunarsa ada 4 tugas yang diperhatikan dalam perkembangan anak yaitu :
1.      Pemahaman yaitu kemampuan memahami mkana ucapan orang lain
2.      Pengembangan pembendaharaan kata
3.      Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4.      Ucapan, yaitu merupakan hasil belajar melalui imitasi terhadap suara-suara yang didengar oleh anak dari orang lain

2.3.2 Penggunaan Bahasa pada Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang dilingkungan remaja dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa  itu. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa.
Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga  masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata  sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik  yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik
 Disamping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif,  munculnya penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari  perkembangan psikososial remaja. Menurut Erikson (1968), remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity  versus role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah  pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia  anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan  bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi  mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak.


2.4 Pengaruh biologis dan lingkungan
          Kita telah membahas sejumlah tonggak bahasa pada masa bayi. Namun apa yang membuat kemajuan yang luar biasa ini mungkin terjadi? Setiap orang menggunakan bahasa “tahu” aturan dan memiliki kemampuan untuk menciptakan kata-kata dan kalimat dalam jumlah tidak terbatas.

2.4.1 Pengaruh biologis
            Beberapa ahli bahasa melihat kesamaan yang luar biasa dalam cara anak mendapatkan bahasa diseluruh dunia, sebagai bukti kuat bahwa bahasa memilki dasar biologis. Ada bukti bahwa area tertentu dari otak cenderung digunakan untuk bahasa. Dua area yang terlibat dalam bahasa pertama kali ditemukan dalam penelitian individu yang mengalami kerusakan otak, yaitu area Broca (Broca’s area), suatu area di lobus frontal otak bagian kiri yang terlibat dalam memproduksi kata-kata dan area wernicke (wernicke’s area), sebuah area dibelahan otak kiri yang terlibat dalam pemahaman bahasa. Kerusakan pada salahsatu area menghasilkan jenis-jenis afasia yang merupakan kehilangan pemerosesan bahasa. Kerusakan pada area Broca mengalami kesulitan memproduksi kata-kata dengan benar, sedangkan kerusakan pada area Wernicke memiliki pemahaman yang buruk dan sering menghasilkan ucapan yang tidak dimengerti.

2.4.2 Pengaruh lingkungan
            Pandangan prilaku tidak lagi dianggap sebagai penjelasan yang layak mengenai bagaimana anak memperoleh bahasa. Namun, banyak penelitian yang menggambarkan bagaimana pengalaman lingkungan hidup anak-anak mempengaruhi kemampuan bahasa mereka. Bahasa tidak dipelajari dalam ruang hampa sosial. Sebagian besar anak terselubung dalam bahasa sejak usia yang sangat dini, dukungan serta keterlibatan pengasuh dan guru sangat memfasilitasi pembelajaran bahasa anak.
            Secara khusus para peneliti menemukan bhawa perkembangan kosakata anak-anak terkait dengan status sosio-ekonomi keluarga dan jenis pembicaraan orangtua dengan anak-anak mereka.


2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.     Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.

2.    Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa  dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.

3.     Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4.    Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan  anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

5.     Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya  untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.


2.6 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir

            Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memaham lingkungan maka bahsa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju bahasa yang kompleks.
            Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi belajar menambah kata-kata dengan mendengar bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah.
Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik denagan alat komunikasi denagan cara lisan, tertulis,  maupun menggunakan alat-alat komunikasi disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami oleh orang lain.
         
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan  persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa

            Didalam segi berfikir anak berada pada tahap praoperasional dan egosentris. Berikut adalah laju perkembangan berpikir anak:
a.       Diusia 1.5 tahun anak dapat menyusun pendapat positif
b.      Usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat positif dan negatif
c.       Pada usia selanjutnya anak dapat menyusun pendapat : kritikan, keragu-raguan dan menarik kesimpulan analogi


2.7 Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar  makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa  mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan  bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari lingkungan  yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.


2.8 Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan

Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa  lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

-          Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan secara lisan, tertulis maupun dengan tanda-tanda isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikas disini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.   
-          Dalam perkembangan bahasa terdapat dua pengaruh yaitu pengaru biologis dan pengaruh lingkungan
-          Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahas, yaitu:
1.     Umur anak
2.    Kondisi lingkungan
3.     Kecerdasan anak
4.    Status sosial ekonomi keluarga
5.     Kondisi fisik
-          Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan : Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa  lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru.
-          Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing.

Saran
Saran dari kelompok lain sangat kami butuhkan utuk memotivasi kami selanjutnya, dan kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini yang telah berkenan membaca makalah ini, khususnya mahasiswa mahasiswi yang mempelajari makalah ini.
Mungkin makalah ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan di sana sini.
Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang setulus-tulusnya dan juga kami memohon kritik serta sarannya yang bersifat membangun.





















Daftar pustaka

Sunarto dan Agung Hartono. (2008) Perkembangan peserta didik, Jakarta: Rineka Cipta.

Santrok, Jhon W. (2011). Masa perkembangan anak- Children, Jakarta:  Penerbit Salemba Humanika

Muhammad Asyam Farossi(2013). Makalah Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja Serta Implikasinya Dalam Pendidikan. From http://asyamforex.blogspot.com/2013/12/makalah-perkembangan-bahasa-peserta.html. 21 Maret 2014

Chandra Bimantara(2013). Tugas Perembangan Peserta Didik “Perkembangan Bahasa”. From tempatkubreksperesi.blogspot.com/2013/02/tugas-perkembangan-peserta-didik.html?=1. 05 April 2014

Danim, Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta didik. Bandung: Alfabeta

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Rosda



kalo mau copas izin dulu ya, ini materinya aku bikin sendirian, dengan cucuran keringat dan melelahkan *kok jadi berlebihan gitu :D
oh ya, ini tulisan perdana loh :)
salam kenal aja untuk yang mau buka blog saya :)